Welcome....

Hai... have fun in my world

Jumat, 19 Maret 2010

Intisari seni perang

“Seni perang sangat penting bagi negara.

ini menyangkut masalah hidup dan mati,

satu jalan (tao) menuju keselamatan

atau kehancuran.”


“Kenalilah musuhmu, kenalilah diri sendiri.

Maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran

tanpa risiko kalah.

Kenali Bumi, kenali Langit, dan

kemenanganmu akan menjadi lengkap.”


“Sang jenderal adalah pelindung negara.

Ketika sang pelindung utuh, tentu negaranya kuat.

Kalau sang pelindung cacat, tentu negaranya lemah.”


“Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur.

Gunakan kekuatan luar biasa untuk meraih kemenangan”


“Kemungkinan menang terletak pada serangan.

Mereka yang menduduki medan pertempurannya lebih

dulu dan menantikan musuhnya,

akan memperoleh kemenangan.”


“Kecepatan adalah inti perang.

yang dihargai dalam perang adalah

kemenangan yang cepat,

bukan operasi militer berkepanjangan”


“Ketika sepuluh lawan satu, kepunglah.

Ketika lima lawan satu, seranglah.

Ketika dua lawan satu, bertempurlah.

Ketika seimbang, pecah belahlah.

ketika lebih sedikit, bertahanlah.

Ketika tidak memadai, hindarilah.”


“Mengetahui kapan seseorang dapat

dan tidak dapat bertempur

adalah kemenangan.”


“Mengetahui cara menggunakan

yang banyak dan yang sedikit

adalah kemenangan.”


“Mengetahui cara menggunakan

yang banyak dan yang sedikit

adalah kemenangan.”


“Atasan dan bawahan

yang menginginkan hasrat yang sama

adalah kemenangan.”


“Bersikap siap dan menunggu musuh tidak siap

adalah kemenangan.”


“Sang jenderal yang mampu

dan sang raja yang tidak campur tangan

adalah kemenangan.”


“Kemenangan itu dapat dikenal,

tetapi tidak dapat dibuat.”


“Kondisi tak terkalahkan terdapat pada diri sendiri.

kondisi dapat ditaklukan terdapat pada musuh.

Demikianlah yang terampil dapat menjadikan

diri mereka tak terkalahkan.

Mereka tidak bisa menjadikan musuh dapat ditaklukan.”


“Militer yang menang

sudah menang lebih dulu, baru bertempur

Militer yang kalah bertempur dulu,

baru mencari kemenangan.”


“Pertama, ukurlah panjangnya.

Kedua, ukurlah volumenya.

Ketiga, Hitunglah.

Keempat, timbanglah.

Kelima adalah kemenangan.

Bumi melahirkan panjang.

Panjang melahirkan Volume.

Volume melahirkan hitungan.

Hitungan melahirkan timbangan.

Timbangan melahirkan kemenangan.”


“Melawan yang banyak

sama seperti melawan yang sedikit.

Itu hanya soal bentuk dan nama.”


“Pertempurannya kacau,

tetapi tidak seorang pun tidak takluk

pada kekacauan.

Kekacauan lahir dari keteraturan.

Kepengecutan lahir dari keberanian.

Kelemahan lahir dari kekuatan.

Keteraturan dan kekacauan adalah soal menghitung.

Keberanian dan kepengecutan adalah soal shih.

Kekuatan dan kelemahan adalah soal bentuk.”


“Tentang sifat pepohonan dan batu-batuan

Ketika tenang, mereka diam.

Ketika marah, mereka bergerak.

Ketika persegi, mereka berhenti.

Ketika bundar, mereka bergerak.

Mengarahkan orang-orang ke pertemuan adalah

seperti mengendalikan batu-batuan bundar

dari sebuah gunung setinggi seribu jen.”


“Seseorang yang mengambil posisi lebih dulu

di medan pertempuran dan menantikan musuhnya, tenang.

Seseorang yang mengambil posisi belakangan

di medan perang dan tergesa-gesa bertempur,

ia harus bekerja keras. Demikianlah seseorang

yang terampil bertempur memanggil lawannya,

dan bukan dipanggil oleh mereka.”


“Untuk membuat musuh datang atas kemauan sendiri

tawarkan mereka keuntungan.

Untuk mencegah datangnya musuh-lukai mereka.

Demikianlah seseorang dapat membuat musuh

bekerja keras sementara ia sendiri tenang,

dan membuat musuh kelaparan sementara

ia sendiri kenyang.”


“Kejarlah rancangan-rancangan strategis

untuk membuat musuh takjub.

Maka kau bisa merebut kota-kota musuh

dan menggulingkan negaranya.”


“Untuk menempuh jarak seribu li tanpa takut,

tempuhlah jalan yang tak berpenghuni.”


“Untuk menyerang dan pasti merebutnya,

seranglah di mana mereka tidak bertahan.”


“Untuk bertahan dan pasti tetap teguh,

bertahanlah di mana mereka pasti menyerang.”


“Demikianlah kalau seorang terampil menyerang

musuh tidak tahu di mana ia harus bertahan.

Kalau seseorang terampil bertahan,

musuh tidak tahu di mana ia harus menyerang.”


“Jenderal yang terampil akan membentuk lawannya,

sementara ia sendiri tanpa bentuk.”


“Siapkan di bagian depan, maka yang belakang lemah.

Siapkan di bagian kiri, maka yang kanan lemah.

Di mana-mana siap, di mana-mana lemah.”


“Tak ada yang lebih sulit

daripada menyiapkan pasukan.”

“Sebuah pasukan tanpa kereta bagasi, akan kalah.

Tanpa gandum dan makanan, kalah.

Tanpa persediaan, kalah”


“Gesit seperti angin. Lamban seperti hutan.

Menyerbu dan menjarah seperti api.

Tak bergerka seperti gunung.

sulit dikenal seperti yin.

Bergerak seperti guntur.”


“Ketika menjarah desa, bagikanlah pada orang banyak.

Ketika memperluas wilayah, bagilah keuntungannya.

Timbanglah itu dan bertindaklah.”


“Karena mereka tak dapat mendengar satu sama lain,

mereka membuat genderang dan lonceng.

Karena mereka tak dapat saling melihat,

mereka membuat bendera serta spanduk.”


“Dalam pertempuran di siang hari,

gunakanlah lebih banyak bendera dan spanduk.

Dalam pertempuran di malam hari,

gunakanlah lebih banyak genderang dan lonceng.

Genderang dan lonceng, bendera dan spanduk

adalah alat seseorang menyatukan

telinga dan mata orang-orangnya.”


“Begitu pasukan disatukan dengan erat,

yang berani tidak berkesempatan maju sendirian,

yang pengecut tidak berkesempatan mundur sendirian,

inilah metode menggunakan pasukan

dalam jumlah besar.”


“Bagi seorang jenderal ada lima nahaya

bertekad mati, ia bisa tewas.

Bertekad hidup, ia bisa tertangkap.

Cepat marah, ia bisa dipermalukan.

Mengasihi orang banyak, ia bisa dibuat jengkel.

Kelimanya adalah bencana dalam militer.”


“Gunakan keteraturan

untuk menantikan kekacauan.

Gunakan ketenangan

untuk menantikan kebisingan.

inilah yang dimaksud dengan

mengatur hati dan pikiran.”


“Gunakan yang dekat untuk menunggu yang jauh.

Gunakan yang santai untuk menunggu

yang bekerja keras.

Gunakan yang kenyang untuk menunggu yang lapar.

Inilah yang dimaksud dengan kekuatan.”


“Jangan bertempur dengan pasukan yang teratur.

Jangan memukul formasi-formasi yang kuat.

Inilah yang dimaksud dengan mengatur perubahan.”


“Jangan hadapi mereka ketika mereka berada di bukit yang tinggi.

Jangan melawan mereka sementara mereka membelakangi gundukan.

Jangan mengejar mereka ketika mereka berpura-pura kalah.

Berikan Jalan keluar bagi prajurit-prajurit yang dikepung.

Jangan menghalangi prajurit yang mau pulang.”


“Di tanah terbuka, janganlah berkemah.

Di tanah persimpangan, bergabunglah dengan para sekutu.

Di tanah penyebrangan, jangan berlama-lama.

Di tanah tertutup, susunlah strategi.

D tanah kematian, bertempurlah sampai mati.”

“Buatlah jalan mereka memutar

Dan pancinglah mereka dengan keuntungan.”

“Memenangkan pertempuran dan merebut lahan dan kota,

tetapi gagal mengonsolidasikan kemenangan;

sama saja dengan buang-buang waktu

dan sumber daya.”


“Ketika serangan elang meremukan tubuh mangsanya,

itu adalah berkat waktunya (timing).

Waktu adalah serupa dengan ditariknya pelatuk.”


“Jangan ulangi cara-cara meraih kemenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar